Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Rakyat Malaka Menghadapi Portugis

Kompas.com - 04/06/2021, 14:35 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Portugis adalah bangsa Barat pertama yang menguasai jalur pelayaran serta pelabuhan di Indonesia.

Pada 1509, Portugis menempatkan Alfonso d'Albuquerque sebagai wakilnya di India.

Di bawah kepemimpinan Alfonso pula, Portugis berhasil menguasai bandar Goa di India pada 1510 dan menjadikannya sebagai markas.

Setelah itu, Portugis mulai mengincar Nusantara yang akan sangat berarti bagi mereka.

Kedatangan portugis ke Nusantara membuat kerajaan-kerajaan Islam merasa terancam. Kerajaan islam pertama di Nusantara yang dikuasai Portugis adalah Kerajaan Malaka.

Hal ini didasari bahwa dengan merebut Malaka, Portugis secara leluasa dapat memantau segenap langkah lalu lintas perdagangan yang ramai di Selat Malaka.

Selain itu, dengan kekuasaan atas Malaka, Portugis memperoleh kemudahan untuk mengatur kegiatan perniagaan dengan Cina, India, Arab, dan pedagang-pedagang nusantara.

Seperti diketahui, Selat Malaka berperan sebagai pintu gerbang lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional.

Sejak kemunduran Samudera Pasai, Malaka muncul dan menggantikan posisi sebagai pusat perdagangan.

Namun, peran Malaka kemudian digantikan oleh Aceh sejak kesultanan tersebut ditaklukkan Portugis pada 1511.

Baca juga: Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia

Kedatangan Portugis di Malaka

Pertemuan bangsa Indonesia dengan Portugis berlangsung sejak Diego Lopez Sequeira tiba di Malaka pada 1509.

Kedatangan armada Sequeira meminta izin dagang kepada Sultan Mahmud Syah, raja Kerajaan Malaka saat itu.

Sultan Mahmud Syah pun menyambut Sequeira dengan baik tanpa ada rasa curiga.

Namun, para pedagang muslim India berusaha meyakinkan Sultan Mahmud Syah bahwa Portugis sangat berbahaya.

Alhasil, Sultan langsung menyerang Sequeira dan memukul mundur kapalnya dari perairan Malaka.

Malaka jatuh ke tangan Portugis

Meski berhasil dipukul mundur, keinginan Portugis untuk menguasai Malaka belum padam.

Pada 1511, Alfonso menghimpun satu armada dengan 19 kapal berkekuatan 800 orang yang terdiri atas pelayar dan serdadu untuk menyerbu Malaka.

Serangan Portugis sempat mendapatkan perlawanan keras dari rakyat dan gerilyawan Malaka.

Namun pada akhirnya, Malaka berhasil ditaklukkan Portugis pada 10 Agustus 1511 dan Alfonso diangkat sebagai penguasanya.

Sementara itu, Sultan Mahmud Syah sebagai raja terakhir Kerajaan Malaka terpaksa menyingkir ke Pulau Bintan.

Dengan jatuhnya Malaka, para pedagang Indonesia terancam oleh monopoli yang diterapkan Portugis di pelabuhan tersebut.

Oleh karena itu, Sultan Mahmud Syah tidak berhenti untuk berjuang mengusir Portugis dari Malaka.

Ia bahkan meminta bantuan kepada Kesultanan Islam yang ada di Pulau Jawa.

Ketika Portugis menduduki Malaka, kegiatan pedagang muslim kemudian beralih ke Aceh Darussalam.

Baca juga: Penjelajahan Samudra oleh Portugis: Latar Belakang dan Kronologi

Perlawanan Demak mengusir Portugis di Malaka

Bantuan dari Kesultanan Demak bergerak menuju Selat Malaka pada 1513.

Serbuan yang dipimpin oleh Pati Unus ini membawa 100 kapal yang berisi 5000 tentara.

Sayangnya, keberanian Pati Unus belum mampu menggoyahkan kekuasaan Portugis di Malaka.

Pada 1521, Demak kembali melancarkan serangan untuk membantu merebut Malaka.

Serangan kedua yang kembali dipimpin Pati Unus ini juga belum berhasil mengusir Portugis.

Pati Unus yang saat itu menjadi sultan Demak tewas dalam pertempuran.

Perlawanan Aceh mengusir Portugis di Malaka

Ketika Portugis menduduki Malaka, kegiatan pedagang muslim kemudian beralih ke Aceh dan menjadikannya kerajaan dagang yang maju.

Hal ini tentunya mengusik Portugis yang berusaha menghancurkan Aceh.

Di bawah pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah, Aceh berhasil dibebaskan dari upaya penjajahan Portugis.

Kemudian ketika Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda, kerajaan ini melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka.

Akan tetapi, serangan yang dilakukan pada 1615 dan 1629 tersebut menemui kegagalan.

Kegagalan yang dialami Aceh disebabkan kapal-kapal Portugis lebih besar, dilengkapi persenjataan yang baik, dan unggul dalam teknik pembuatannya.

Meski Malaka tidak berhasil direbut dari Portugis, lambat laun kekuatannya semakin lemah karena kegiatan ekonominya mengalami kemunduran.

Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh VOC dengan menaklukkan Portugis di Malaka pada 1641.

 

Referensi:

  • Hutauruk, Ahmad Fakhri. (2020). Sejarah Indonesia: Masuknya Islam hingga Kolonialisme. Medan: Yayasan Kita Menulis.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com